Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merasakan Sejarah Turki di Istanbul

Reporter

image-gnews
Museum Hagia Sophia atau Ayasofya. atozistanbul.com
Museum Hagia Sophia atau Ayasofya. atozistanbul.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saya memasuki kota berpenduduk sekitar 14 juta jiwa itu melalui Bandara Ataturk, Turki. Segera setelah menjejakkan kaki di sana, saya bisa menyaksikan sisa-sisa keperkasaan Romawi Timur dalam bentuk benteng-benteng. Salah satu benteng terbesar berukuran tinggi 18 meter dan panjang 5 kilometer yang membentang di sisi jalan.

Sebagian benteng itu dulu berada tepat di tepi laut, bermenara pengintai, dan dilengkapi persenjataan yang siap menggempur musuh. Dengan ratusan ribu serdadu dan jaringan distribusi makanan serta dukungan sejumlah kerajaan Asia dan Eropa yang mereka taklukkan, Kekaisaran Romawi Timur menjadi kerajaan terkuat di dunia saat itu.

Baca juga: Patung Lilin dan Lukisan Tiga Dimensi di Museum Panorama Turki

Ketika memasuki Konstantinopel, Mehmed II dan pasukannya tidak menghancurkan bangunan-bangunan peninggalan penguasa sebelumnya. Dia memang mengubah fungsi Hagia Sophia-gereja Ortodoks yang sudah berumur 1.000 tahun-menjadi masjid, tapi tidak menurunkan atau menghancurkan simbol-simbol Kristen di dalamnya.

Simbol-simbol Kristen itu disandingkan atau sekadar ditutupi dengan simbol-simbol Islam. Selama 500 tahun berikutnya, Hagia Sophia menjadi masjid sebelum dialihfungsikan menjadi museum oleh Mustafa Kemal Ataturk pada 1923. Di bawah Ataturk, bentuk negara Turki pun berganti menjadi republik.

Saya sempat melihat-lihat Hagia Sophia. Bangunan ini indah dan terletak tak jauh dari Masjid Biru, yang dibangun Muhammad Al-Fatih. Kedua tempat tersebut dipisahkan oleh taman yang terletak di kawasan Sultanmet, atau lebih populer disebut Hipodrom. "Siapa pun yang ke Turki wajib mengunjungi tempat ini. Bukan semata karena ada Hagia Sophia atau Masjid Biru, tapi juga karena inilah salah satu tempat terpenting Kekaisaran Romawi Timur," ujar Davut, pria asal Turki yang memandu saya, Desember lalu.

Sebelum Al-Fatih masuk, demikian menurut sejarahnya, Hipodrom merupakan lapangan yang sangat luas. Fungsi utamanya adalah tempat raja melihat lomba kereta kuda. Kita bisa membayangkan bagaimana hiruk-pikuknya suasana ketika itu, ketika ratusan kereta kekaisaran berparade atau berlomba di sana. Saat Al-Fatih berkuasa, lapangan ini ia jadikan tempat menyimpan kuda-kudanya.

Di Hipodrom kita bisa menyaksikan tiga monumen dari masa lampau yang tersisa, yakni obelisk (patung dari batu yang meruncing ke atas) Konstantinopel, Tiang Serpentina, dan obelisk Mesir. Batu-batu marmer tampak menyangga obelisk Konstantinopel yang menjulang setinggi 60 meter. Tiang Serpentina dulu berada di kuil Dewa Apollo, Delphi, Yunani. Tiang berbahan perunggu ini didirikan untuk memperingati kemenangan Yunani atas Persia. Di atas tiang tadinya terdapat patung tiga kepala ular, namun dibuang saat Perang Salib IV meletus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun obelisk Mesir dibangun Firaun Thutmose III, yang memerintah Mesir hingga 1425 sebelum Masehi. Oleh kaisar Romawi, bangunan itu dipindahkan dari kuil besar Karnak di Mesir ke Aleksandria, dan akhirnya ke Istanbul. Jadi, para kaisar Romawi itu mengangkut benda-benda bersejarah ke Hipodrom sebagai simbol kemenangan dan kekuasaan.

Kita bisa seharian menyusuri Hipodrom, duduk-duduk di bangku, memandangi taman bunga nan asri sembari membayangkan kedahsyatan tempat ini ribuan tahun silam. Saya seakan-akan bisa menyaksikan pasukan Romawi dengan kereta kuda berdiri mengenakan baju khas mereka, lalu berpacu di Hipodrom, yang bisa menampung sekitar 1.000 penonton. Pengunjung bisa menunaikan salat di Masjid Biru sewaktu-waktu karena tempat ini terbuka 24 jam. Pengunjung yang bukan muslim pun diizinkan masuk ke lingkungan masjid dalam batas-batas tertentu.

Tapi jangan tinggalkan Istanbul tanpa masuk ke Museum Panorama. Inilah satu-satunya museum di Turki yang hampir setiap hari dijejali ribuan pengunjung dari berbagai negara, terutama Asia dan Eropa. Museum yang terdiri atas tiga lantai itu tidak hanya berisi biografi dan gambar-gambar Sultan Mehmed II, tapi juga memuat peta dan sejarah dari abad-abad perjalanan Konstantinopel berikut para penguasanya. Pemerintah Turki memerlukan waktu empat tahun untuk membangun museum seluas 2.500 hektare tersebut, yang melibatkan delapan pelukis terkemuka.

Untuk memasuki museum ini, setiap pengunjung harus membayar tiket 25 lira atau sekitar Rp 125 ribu. Disediakan fasilitas audio dalam bahasa Inggris yang menceritakan isi museum. Untuk mendengar audio ini, kita mesti membayar lagi 5 lira. Sebaiknya, sebelum mengunjungi museum, kita membaca dulu riwayat Sultan Mehmed dan Kekaisaran Romawi Timur.

L.R. BASKORO

Baca juga: Sensasi Domba Lunak ala Turki

Anak Suriah Gratis Masuk Gimnasium di Turki, Begini Kisahnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Jenderal Sudan Abdel Fattah al-Burhan. REUTERS
Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.


Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 hari lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.


Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.


Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara dengan Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI


Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

2 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

10 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

17 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

18 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

19 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

20 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut